fbpx

Membuktikan Adanya Tuhan

  • Home / Blog / Membuktikan Adanya Tuhan
Membuktikan Adanya Tuhan

Membuktikan Adanya Tuhan

Oleh : Muhammad Mushab, Lc

Ada banyak ahli sains yang tidak mengimani adanya tuhan, bukan karena temuan ilmiah mereka salah akan tetapi mereka tidak bisa mengkomparasikan antara temuan ilmiah dengan dalil akan adanya Tuhan, padahal Allah SWT menyebutkan bahwa diriNya adalah Tuhan semesta alam(rabbul ‘alamin).

Secara harfiah kata alam merupakan serapan dari kata dalam bahasa arab yaitu “alamah” yang artinya adalah tanda, maka ketika Allah SWT menamai alam ini dengan sebutan tersebut itu indikasi bahwa alam semesta ini adalah tanda akan adanya Tuhan dan kuasaNya, tapi karena mereka tidak mempunyai alat dalam mendalilkan akan adanya Tuhan maka akhirnya memberi kesimpulan bahwa alam semesta ini ada tanpa Tuhan.

Setiap yang mempunyai akal maka akan meyakini bahwa tidak ada suatu yang berubah kecuali ada penyebabnya, inilah yang disebut teori kausalitas(sebab akibat). Begitupun juga tidak ada yang mengingkari bahwa alam semesta ini mengalami perubahan yang membuktikan bahwa ada penyebab yang menjadikannya berubah, tapi itu tidak menjadikan mereka berkesimpulan bahwa penyebab itu adalah Tuhan.

Dari apa yang mereka teliti tidak mengantarkan kesimpulan tersebut, seperti penyebab terciptanya manusia karena adanya pembuahan antara sel telur dan sel sperma dan hanya sebatas itu atau lebih dari itu kesimpulan mereka, akan tetapi membuktikan sesuatu yang tidak tampak(Tuhan) sangat sulit bagi mereka, lalu bagaimana kita membuktikan bahwa penyebab itu semua adalah Tuhan?

Sebelum kita menjawab pertanyaan ini ada yang harus kita pahami terkait teori tasalsul(infinite circle) dan daur(circular reasoning), tasalsul adalah sesuatu yang awalnya tidak ada ujung/batasnya, adapun daur adalah suatu akibat yang terjadi karena dirinya sendiri atau karena penyebab lain yang mana penyebab tersebut terjadi karena suatu akibat tadi akibat tadi, dan hukum keduanya adalah mustahil, kenapa?

Tasalsul menjadi mustahil karena sesuatu yang sudah terjadi tidak mungkin diawali dari yang tidak mempunyai ujung contoh fulan A lomba lari dengan fulan B, dan si A lebih cepat dari si B dengan jarak 5 meter lebih duluan, tapi kedua-duanya sama-sama start dari yang tidak ada ujungnya, maka kita katakan bagaimana kita bisa menilai sesuatu mendahului yang lain jikalau keduanya sama-sama memulai dari yang tidak ada ujungnya.

Maka dari sini kita simpulkan bahwa tasalsul adalah mustahil, adapun kemustahilan daur bisa kita ambil dari contoh telur dan ayam, siapa yang duluan? Ayam tidak akan ada jika tanpa telur dan telur pun tidak ada jika tanpa ayam, maka ini mustahil maka butuh penyebab yang ketiga untuk menguatkan siapa yang duluan diantara keduanya.

Sebagian ahli sains meyakini bahwa ada suatu unsur yang mana itu senantiasa berevolusi lalu terbentuklah alam semesta ini beserta isinya, maka dalam membantah pernyataan ini kita perlu mengetahui bahwa tidak ada dzat kecuali dia memiliki sifat, dan keduanya saling beriringan dan tidak bisa dipisahkan. Jika dzat tersebut memiliki sifat yang senantiasa berubah maka sifat tersebut pastilah sesuatu yang tidak pasti ada, karena yang pasti ada tidak akan berubah.

Perubahan mengindikasikan bahwa sifat itu bisa ada dan menghilang dan butuh penyebab yang menguatkan keberadaannya dari ketiadaannya, berarti dzat yang membersamainya jugalah seperti itu. lalu ketika mereka berkesimpulan bahwa unsur tersebut berevolusi maka pastilah dia bukan sesuatu yang pasti ada karena disitu terjadi perubahan maka sudah tentu unsur tersebut bisa ada dan bisa tidak ada.

Lalu penyebab apa yang menjadikan unsur tersebut ada dari ketiadaannya, jika dirinya sendiri maka disini terjadi “daur” yang mana sudah kita jelaskan bahwa “daur” adalah suatu hal yang mustahil terjadi, namun jika penyebabnya adalah unsur lain yang memiliki sifat yang sama maka unsur tersebutpun juga butuh penyebab dan jika penyebabnya memiliki sifat yang sama juga maka itu akan terus menerus seperti itu sampai tidak ada ujungnya.

Hal inilah tasalsul yang sudah disebutkan diatas akan kemustahilannya. oleh sebab itu maka butuh penyebab yang menyebabkan adanya unsur tersebut yang mana dia tidak memiliki sifat yang sama dengan unsur tersebut, dan dialah Tuhan, maka Tuhan haruslah berbeda dengan makhluqnya baik sifat maupun dzat, dan keberadaannya Tuhan itu wajib dan pasti, jika tidak pasti maka butuh penyebab lagi yang menguatkan keberadaanya dan itu akan tasalsul.

wallahu a’lam.

4.7/5 - (22 votes)
3

Leave a Reply

Your email address will not be published.