06Jun By Ust. Nafis Abdul Karim, Lc01/06/20210Blog Keutamaan Surat Yasin Oleh: Nafis Abdul Karim, Lc Surat Yasin adalah salah satu surah dalam Al-Qur’an yang digolongkan sebagai surah makkiyyah (diturunkan saat periode dakwah Rasulullah ﷺ di kota Makkah Al Mukarromah). Simak keutamaan surat yasin di artikel ini. Surah tersebut yakni ke-36 terletak di juz 22, jumlah ayatnya adalah 83 ayat. Kaitan surah Yasin dengan surah sebelumnya (Fathir) yaitu bahwa dalam surah Fathir tersebut terdapat ayat yang berbunyi “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran).” ( Fathir: 42). Sedangkan pemberi peringatan itu sendiri adalah Rasulullah ﷺ, lalu turulah surah Yasin dengan pembuka sumpah atas kebenaran risalah Nabi Muhammad ﷺ dengan firman Allah ﷻ: (إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ * عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ * تَنزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ) ( 3 ) Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, ( 4 ) (yang berada) diatas jalan yang lurus, ( 5 ) (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (Yasin: 3 – 5). Sebagaimana tersebut dalam surah Yasin beberapa bahasan sebelumnya dalam surah Fathir, khususnya ayat-ayat yang membicarakan tentang fenomena-fenomena alam. Dan setelah sumpah, surah ini juga menyinggung kondisi kaum musyrikin yang telah buta dari kebenaran dan ittiba’ (mengikuti) risalah Nabi Muhammad ﷺ sehingga tidak berguna lagi nasehat bagi mereka. Kemudian pada hari kiamat mereka akan menerima catatan amal mereka terbuka di hadapan mereka. Kemudian diceritakan pula tentang penduduk suatu negeri yang menentang dan membantah nabi-nabi mereka, lalu datanglah seorang shalih mengajak mereka mengikuti para nabi. Dan surah ini juga sebagai penjelasan tentang kebenaran dakwah para Rasul[1]. Table of Contents Kandungan Surat YasinAsbabun Nuzul (turun) Surat Yasin[3]Komentar Para Ulama Tentang Keutamaan Surah YasinSyaikh Ramadhan Abdul Mu’izSyaikh Dr. Yusuf Al-QardhawiSyaikh Dr. Abu Humaid Abdul Malik bin Al Majuny Al Kosovy Kandungan Surat Yasin Secara umum surah Yasin mengandung topi-topik berikut: Surah ini dimulai dengan penjelasan tentang kemukjizatan Al-Qur’an, lalu tantangan untuk mendatangkan tandingan Al Qur’an dengan huruf-huruf muqotho’ahnya (terpotong-potong) di permulaan surah. Kemudian Allah ﷻ dalam surah ini bersumpah dengan Al-Qur’an, sebagai pengukuhan atas kedudukannya (Al-Quran) dan agar menarik perhatian (pembacanya).Surah ini menyatakan prinsip akidah yang kokoh, lalu sifat wahyu dan kebenaran risalah serta pengingkaran terhadap kesyirikan. Kemudian penanaman makna rububiyyah (ketuhanan) dan wihdaniyyah (keesaan).Menyinggung pula tentang keagungan Allah ﷻ dalam penciptaan alam semesta, tanda-tanda (kebesaran Allah ﷻ) yang menujukkan keesaan Nya, serta menyeru untuk memikirkan tanda kebesaran tersebut[2]. Asbabun Nuzul (turun) Surat Yasin[3] Abu Na’im di dalam kitab Ad Dala’il-nya telah mengetengahkan sebuah hadits yang bersumberkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. yang telah menceritakan, bahwa Rasulullah ﷺ membaca surah As Sajdah, lalu beliau mengeraskan bacaannya, sehingga hal ini membuat segolongan orang-orang Quraisy merasa terganggu karenanya. Lalu mereka bangkit hendak memukuli Rasul ﷺ, akan tetapi tiba-tiba tangan mereka menjadi kaku menempel pada leher-leher mereka, dan tiba-tiba mereka tidak dapat melihat sama sekali. Kemudian mereka mendatangi Nabi ﷺ seraya meminta kepadanya : “kami minta pertolongan kepadamu demi Allah dan demi hubungan silaturrahim kita, hai Muhammad”. Maka Rasulullah ﷺ mendoakan mereka sehingga keadaan mereka normal kembali. Lalu turunlah firman-Nya: “Yaa Siin. Demi Al-Quran yang penuh hikmah.” (Q.S. Yasin ayat 1-2). Sampai dengan firman-Nya: “…Ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.” (Q.S. Yasin ayat 10). Selanjutnya sahabat Ibnu Abbas ra. menceritakan, bahwa ternyata tidak ada seorangpun dari mereka itu yang mau beriman. Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ikrimah yang telah menceritakan, bahwa Abu Jahal telah mengatakan : “Sungguh jika aku melihat Muhammad, aku akan hajar dia dan aku akan melakukan demikian dan demikian.” Lalu Allah ﷻ menurunkan firman-Nya : “Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka.” (Q.S. Yasin ayat 8). Sampai pada firman-Nya “Sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Q.S. Yasin 36 ayat 9). Orang-orang mengatakan kepadanya, “inilah Muhammad”. Akan tetapi Abu Jahal berkata : “Mana dia ? mana dia ?” sedangkan ia tidak dapat melihat. Imam Tirmidzi telah mengetengahkan sebuah hadits yang dinilainya sebagai hadits hasan, sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits sahih. Keduanya meriwayatkan hadits ini melalui sahabat Abu Sa’id Al Khudri ra. yang telah menceritakan, bahwa orang-orang Bani Salamah tinggal di salah satu sudut kota Madinah. Lalu mereka bermaksud untuk pindah ke tempat yang dekat dengan masjid, maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya : “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. “(Q.S. Yasin ayat 12) Kemudian Nabi ﷺ bersabda : “Sesungguhnya jejak-jejak kalian akan dicatat, maka janganlah kalian pindah.” (H.R. At Tirmidzi) Imam Thabrani telah mengetengahkan pula hadits yang serupa bersumberkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. Imam Hakim telah mengetengahkan sebuah hadits yang dinilainya sebagai hadits sahih, berasal dari Ibnu Abbas ra. yang telah menceritakan, bahwa Al Ashi Ibnu Wa’il datang kepada Rasulullah ﷺ dengan membawa tulang yang telah rapuh, lalu sesampainya di hadapan Rasulullah ﷺ ia meremas-remas tulang itu hingga hancur, seraya berkata, “Hai Muhammad, apakah tulang yang telah hancur ini akan dihidupkan lagi kelak ?”Rasulullah ﷺ menjawab : “Ya, Allah ﷻ pasti akan menghidupkannya kembali, kemudian Dia akan mematikanmu dan menghidupkanmu kembali, selanjutnya Dia akan memasukkanmu ke dalam neraka Jahannam”. Kemudian turunlah ayat ini: “Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani . . .” (Q.S. Yasin 36 : 77) sampai akhir surah Yasin ini. Ibnu Abi Hatim telah mengetengahkan pula hadits ini melalui jalur yang berasal dari Mujahid, Ikrimah, Urwah bin Zubair dan As Suddi. Di dalam haditsnya ini mereka menyebutkan, bahwa orang yang membawa tulang tersebut adalah Ubay Ibnu Khalaf. (Sumber : Tafsir Jalalain Terjemah). Komentar Para Ulama Tentang Keutamaan Surah Yasin Syaikh Ramadhan Abdul Mu’iz Surah Yasin termasuk surah yang sering diperdebatkan oleh para ulana salaf (terdahulu) maupun kholaf (belakangan). Sebagian berpendapat (tentang keutamaan surah Yasin) bahwa tidak ada satu hadits pun yang mengabarkannya, ada yang mengatakan haditsnya dhaif (lemah), yang lain lagi mengatakan haditsnya hasan (baik). Termasuk yang mengatakan bahwa haditsnya naik ke derajat hasan adalah Imam Ahmad bin Hanbal, selain itu beliau juga termasuk ahli hadits yang mendukung bacaan Al-Quran untuk mayit. Beliau termasuk perawi hadits ((اقروا يسن على موتاكم)) “Bacakanlah Yasin untuk mayit-mayit kalian.”, diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam An Nasa’i, Imam At Tirmidzi, dan Imam Ibnu Hibban (sekaligus beliau kategorikan ini sebagai hadits sahih. Begitu juga komentar Al Hafidz Ibnu Katsir, Yasin itu dibacakan ketika orang sedang sakaratul maut (kondisi koma saat akan meninggal dunia), sedang yang lain berpendapat untuk orang yang sudah meninggal. Dari sini ulama pun berijtihad dengan mengkiaskan (menganalogikan) bahwa Yasin mujarab dibaca seseorang pada saat tertimpa cobaan berat, sebagaimana dibacakan pula untuk orang yang sedang menghadapi sakaratul maut karena kesamaan kondisi yang sulit. Barangsiapa yang membacanya ketika tertimpa kesusahan maka Allah akan memudahkan urusannya. Bila ditanyakan apakah ada nash (hadits) yang eksplisit lagi shahih menyebutkan tentang hal ini (bacalah Yasin ketika ditimpa kesusahan)? Maka dengan jelas jawabannya adalah ‘tidak ada’. Karena dalil para ulama tersebut adalah kias[4]. Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi Seluruh Alquran adalah keberkahan, setiap surahnya berkah, dan Alquran adalah kalam Allah ‘azza wa jalla. Tidak ada kebathilan dari depan sampai belakangnya, tetapi banyak sekali hadits yang mengabarkan keutamaan surah tertentu dengan status yang tidak sahih. Sebagiannya dha’if (lemah), lainnya lagi adalah palsu. Beberapa ada juga yang berstatus sahih dan hasan (baik). Seperti hadits-hadits keutamaan surah Alfatihah, Albaqarah, Ali Imran, Almulk, Azzalzalah, Alkafirun, serta tetang keutamaan Alikhlas dan Mu’awidzatain (dua perlindungan: Alfalaq dan Annas). Maka ada beberapa hadts sahih dan hasan yang membicarakan tentang keutamaan surah tertentu, dan ada juga hadits-hadits palsu buatan para pemalsu. Bahkan ada juga hadits yang menyebutkan tentang keutamaan setiap surah dalam Alquran, padahal hadits itu palsu dan merupakan sebuah kebohongan atas nama Rasulullah ﷺ. Para ulama pun juga telah menerangkan dengan jelas kebohongan perawinya. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa hadits ini disebutkan oleh beberapa ahli tafsir dalam kitab mereka. Sehingga orang yang tidak mengerti ilmu hadits mengira bahwa itu adalah sabda Rasulullah ﷺ. Kemudian salah satu surah yang dibicarakan tentang keutamaannya adalah surah Yasin, yang sepanjang pengetahuan saya (Syekh Yusuf Alqardhawi), hadits-haditsnya tidak ada yang sahih. Bahkan orang yang berlebihan terhadap keutamaan surah Yasin mengatakan: “Apabila dibacakan untuk perkara yang sulit akan dimudahkan oleh Allah ﷻ, untuk orang sakit akan sembuh, untuk yang kesempitan akan diberikan jalan keluar, untuk siswa yang malas akan diluluskan, untuk yang kalah akan dimenangkan oleh Allah ﷻ. ”Maka ini tidaklah benar, akan tetapi hal tersebut merupakan ketergantungan yang diderita oleh umat. Seandainya membaca surah tertentu bisa menyelesaikan semua masalah, tentu orang-orang pun akan berhenti bekerja, cukup membacanya saja! Begitu seterusnya[5]. Syaikh Dr. Abu Humaid Abdul Malik bin Al Majuny Al Kosovy Dari Ma’qil bin Yasar: “Bacakanlah Yasin untuk mayit-mayit kalian.” Derajat Hadits: Lemah Sekali. Dari Ali ra.:” Bacalah Yasin karena di dalamnya ada sepuluh keberkahan, siapa yang membacanya ketika lapar akan kenyang, orang telanjang yang membacanya akan berpakaian, orang bujang yang membacanya akan menikah, orang ketakutan yang membacanya akan merasa aman, orang sedih yang membacanya akan gembira, orang bepergian yang membacanya akan mendapat bantuan, orang kehilangan yang membacanya akan menemukan barangnya, bila dibacakan untuk mayit akan meringankan siksannya, orang haus yang membacanya akan minum, orang sakit yang membacanya akan sembuh.” Derajat Hadits: Palsu. “Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an ada sebuah surah yang memberi syafa’at kepada pembacanya dan beristighfar untuk penyimaknya: tidak lain surah tersebut adalah Yasin.” Derajat Hadits: Bathil. Dari A’isyah ra. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an ada surah yang dijuluki sebagai ‘Al Adzhimah’ (yang agung) di sisi Allah ﷻ, pembacanya mulia di sisi Allah ﷻ, mendapat syafa’at di hari kiamat lebih (luas) dari Rabi’ah dan mudhar (nama tempat), yaitu surah Yasin.” Derajat Hadits: Dihasankan oleh As Sijzi sebagaimana dinukil oleh As Suyuthi dalam tafsirnya, dan telah berkata Ali bin hasimuddin Almuttaqy Alhindy dalam ‘Kanzul Ummal’: “Tidak ada dalam sanadnya kecuali maqbul (diterima) dan tsiqah (terpercaya) dari Hakim dari Muhammad bin Ali (Albaqir) secara mursal (sanad perawinya terputus di atas tabi’in).” Dikeluarkan oleh Sa’id bin Manshur dan Albaihaqi dari Hassan bin ‘Athiyyah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Surah Yasin dalam Taurat disebut Almu’immah (yang menjadikan umum), menjadikan umum untuk pembacanya dengan kebaikan dunia dan menangkal untuknya penderitaan dunia akhirat serta melindungi dari kengerian dunia akhirat, disebut juga pembela yang menyelesaikan, menolak keburukan dan mencukupi segala kebutuhan.” Kabar ini dilacak Albaihaqy lantas berkata: “Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakr Aljad’ani meriwayatkan sendirian dari Sulaiman yang diingkari.” Derajat Hadits: Palsu yang diingkari. Dari Abu Huraiah ra. Berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah ﷻ membaca surah Taha dan Yasin dua ribu tahun sebelum menciptakan langit-langit dan bumi. Maka ketika para malaikat mendengar Alquran, mereka berkata: Berbahagialah umat yang diturunkan ini atas mereka, dan berbahagialah rongga (manusia) yang menghafalnya serta lisan yang berbicara dengannya.” Derajat Hadits: Lemah sekali. Dari Ubay bin Ka’ab ra.: “Sesungguhnya setiap sesuatu mempunyai hati, dan hatinya Alquran adalah Yasin, dan siapapun orang islam membacanya karena Allah ﷻ, Allah ﷻ akan mengampuninya dan memberinya pahala membaca Alquran 22 kali, dan bilamana dibacakan atas seorang muslim ketika malaikat maut menjemputnya, maka akan turun kepadnya sepuluh malikat setiap satu hurufnya. Mereka berdiri di depannya bershaf-shaf bershalawat atasnya dan beristighfar untuknya. Kemudian para malikat tersebut menyaksiakan pemandiannya, menyebarkan berita kematiannya dan bershalawat atasnya, serta meyaksikan penguburannya. Dan siapapun orang islam yang membacanya ketika sekarat maka nyawanya tidak akan dicabut sebelum malaikat Ridhwan mendatanginya membawa kabar gembira dari surga sedang ia masih di atas kasurnya. Lalu arwahnya dicabut dalam keaadaan segar (tidak haus), di dalam kubur pun seperti itu selanjutnya tidak butuh lagi terhadap telaga para nabi sampai ia masuk surga.” Derajat Hadits: Palsu. Dari Anas ra. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya segala sesuatu memiliki hati, dan hati Alquran adalah Yasin. Barangsiapa yang membacanya akan ditulis untuknya membaca Alquran sepuluh kali.” Derajat Hadits: Palsu. Dari Anas ra. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa terbiasa membaca surah Yasin kemudian meninggal dunia, maka ia mati syahid.” Derajat Hadits: Lemah sekali[6]. Tips Dimudahkan Segala Urusan dan Rezeki Pertama: Bertakwa kepada Allah ﷻ, memperbanyak ketaatan dan sebisa mungkin menjauhi kemaksiatan. Allah ﷻ berfirman: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ* Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (At Thalaq: 2-3). Kedua: Memperbanyak istighfar, karena istighfar termasuk sebab-sebab diperolehnya rizki. Allah ﷻ berfirman: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا* يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا * maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun (beristighfarlah) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Nuh: 10-12) Ketiga: Meperbanyak do’a, karena Allah ﷻ berjanji akan mengabulkan do’a seseorang. Allah ﷻ berfirman: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” (Ghafir: 60)[7]. Wallahu A’lam Bisshowaab… [1] Diterjemahkan bebas dari www.elbalad.news. [2] Ibid. [3] Dinukil dari https://alimancenter.com/asbabun-nuzul-surat-yasin/. [4] Diterjemahkan bebas dari kuliah Syaikh Ramadhan Abdul Mu’iz, https://www.youtube.com/watch?v=kpCXQ1bsZBU&t=3s. [5] Terjemahan bebas dari https://www.al-qaradawi.net/node/3619. [6] Terjemahan bebas dari https://www.alukah.net/sharia/0/72192/. [7] Terjemahan bebas dari https://www.islamweb.net/ar/fatwa/21749. 4.8/5 - (21 votes) 1