fbpx

Bagaimana Sunnah dan Adab Buang Hajat? Wajib Dipahami!

  • Home / Blog / Bagaimana Sunnah dan…
Bagaimana Sunnah dan Adab Buang Hajat? Wajib Dipahami!

Bagaimana Sunnah dan Adab Buang Hajat? Wajib Dipahami!

Tentu dalam agama Islam sangat memperhatikan berbagai macam aspek kehidupan dari mulai kegiatan berdagang hingga mengenai cara buang hajat karena tidak boleh dilakukan dengan cara sembarangan. Apalagi jika berhubungan dengan dunia, maka harus dilakukan agar tidak menyulitkan mahluk lain dan tetap sesuai ketentuan agama kita.

Buang hajat atau buang air tentunya memiliki cara tersendiri dalam Islam, di mana agama kita memang menyuruh umatnya agar memiliki adab baik. Jika dilakukan dengan baik maka hasilnya akan bagus buat diri sendiri maupun lingkungan. Agar tidak salah melakukannya, ada beberapa sunnah dan adab yang perlu diperhatikan.

Tempat Untuk Buang Hajat

adab buang hajat

Untuk tempat terbaik dalam kegiatan buang hajat diusahakan harus tertutup dan bukan disekitar kerumunan orang. Hal ini sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW di mana beliau bahkan menahan hajatnya sampai benar-benar menemukan tempat tertutup dan sepi. Baru buang hajat seperti dijelaskan dalam hadits berikut:

diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah mendatangi tempat buang hajat kecuali beliau bersembunyi dan tidak terlihat dari pandangan manusia” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah 335)

Lalu ada juga ketentuan untuk membuang hajat tidak pada suatu genangan. Bahkan hal ini dijelaskan dalam hadits:

Dari Jabir radhiallahu anhu, “Sesungguhnya Rasulullah melarang kencing pada air yang tergenang,” (HR. Muslim)

Nabi Muhammad SAW melarang setiap muslim kencing pada tanah yang ada genangannya karena mungkin saja mengalir ke tempat yang tidak diinginkan.

Maka dari itu harus menemukan tempat sesuai ajara dan bila sudah menemukannya, maka saat buang hajat tidak boleh membawa segala hal berhubungan dengan nama Allah SWT dan Rasulnya. Hal ini karena segala macam kemuliaan dalam nama Allah SWT dan Rasulnya hanya boleh digunakan dan dibawa sesuai tempatnya.

Sementara itu saat akan masuk ke tempat buang hajat atau kamar mandi harus menggunakan kaki kiri. Masuk ke dalam tempat yang suci atau tempat-tempat yang dimana ada kebaikan diwajibkan untuk masuk dengan kaki kanan. Oleh karena itu, karena kamar mandi adalah tempat yang kotor maka harus menggunakan kaki kiri sebagaimana dijelaskan oleh Imam Asy Syaukani rahimahullahu:

“Mendahulukan kaki kiri ketika masuk WC dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar memiliki sisi kekuatan hukum, karena (sunnahnya) mendahulukan kaki kanan di dalam perkara-perkara yang mulia dan mendahulukan kaki kiri di dalam perkara-perkara yang kurang mulia. Dan ini ditunjukkan oleh sejumlah hadits” (As Sailul Jarar: 1/64)

Tata Cara dan Doa Ketika Buang Hadats atau Hajat

doa buang hajat

Ketika masuk ke dalam kamar mandi, diwajibkan untuk membaca doa maupun bismillah agar tidak mendapatkan gangguan dari jin. Karena sesungguhnya, jin sangat suka untuk menghuni kamar mandi. Rasulullah mencontohkan untuk membaca bismillah dan doa masuk kamar mandi sebagaimana dijelaskan dalam hadits:

Penutup antara pandangan jin dan aurat Bani Adam adalah apabila salah seorang kalian masuk tempat buang hajat, maka hendaklah ia membaca Bismilah” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah, Lihat Shahihul Jami’ 3611)

Saat sedang buang air kecil, diwajibkan untuk buang air kecil dalam posisi duduk atau jongkok karena itu adalah posisi buang air kecil yang diajarkan oleh Rasulullah dan juga dapat meminimalisir kemungkinan pakaian atau celana terkena cipratan kencing yang mana itu adalah najis.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha beliau berkata, ‘Barangsiapa yang berkata bahwa Rasulullah kencing dengan berdiri, maka jangan kalian benarkan. Rasulullah tidak pernah kencing kecuali dengan duduk.” (HR. An-Nasa’i)

Adab lain yaitu jangan berbicara saat berhajat. Tentu akan jadi adab yang baik meskipun Anda disalami oleh orang tapi sedang buang air. Selain itu selesai berhajat harus segera membersihkan kemaluan dan tangan. Lalu terakhir harus berdoa dengan mengucapkan ghufronaka. Tentu saja semua sunnah dan adab tersebut sudah banyak juga disebutkan dalam dalil-dalil. Hal ini yang membuktikan jika urusan hajat saja diurusi sehingga tidak menyalahi tata cara agama. Wallahua’lam.

4.8/5 - (28 votes)
0

Leave a Reply

Your email address will not be published.