06Jun By masjid pedesaan02/06/20210Blog Apa itu Haji Mabrur dan Apa Tanda-Tandanya? Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga” (HR. Bukhari & Muslim). Mabrur terbentuk dari “birru” yang berarti: Ketaatan dan kebajikan yang mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Hajj Mabrur juga bisa disebut “Hajj Maqbool”. ‘Ulama cendekiawan Islam telah menyebutkan definisi yang berbeda: 1 Haji Mabrur adalah Haji di mana seseorang menahan diri dari dosa. 2 Haji di mana seseorang menahan diri dari kepura-puraan, ketenaran dan pamer. 3 Haji yang Mabrur adalah seorang peziarah yang mampu menahan diri dari dosa sampai kematiannya dan tidak melakukan perbuatan yang menyia-nyiakan hajinya. 4 Haji Mabrur adalah salah satu yang melembutkan hati, meski ia sedang berduka ia tidak memancarkan kesedihan. 5 Haji Mabrur adalah: Dengan sempurna memenuhi perintah-perintah (Arkaan, persyaratan, tindakan Wajib, dll.) 6 Sayyiduna Khuwajah Hasan Basri telah menyatakan: Haji Maqbool adalah yang setelah Haji menjadi tidak tertarik pada Duniawi, dan tertarik pada masalah akhirat. (Mirat-ul-Manajih, vol. 5, hlm. 441; Fath-ul-Baari, vol. 4, hlm. 329, Taht-al-Hadees: 1521) Setiap Haji harus berharap agar hajinya diterima di pengadilan Allah SWT. Table of Contents Bagaimana Seorang Bisa Menjadi Haji Mabrur?Tanda-tanda Haji MabrurPerbedaan dengan Umroh Bagaimana Seorang Bisa Menjadi Haji Mabrur? Perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh seorang Haji: 1 Seseorang harus melakukan haji dari Tahir [murni] dan halal [halal] kekayaan. (Zurqaani ‘alal Muwatta Imam Maalik, vol. 2, hlm. 376, Taht-al-Hadees: 783). 2 Seseorang harus menahan diri dari dosa. 3 Seseorang harus menunjukkan kebaikan kepada orang lain. 4 Dia harus menyajikan mereka makanan. 5 Dia harus berbicara dengan mereka dengan sopan. 6 Dia harus mengucapkan salam [kepada orang-orang] secara ekstensif. (‘Umda-tul-Qaari, vol. 7, hlm. 402, Taht-al-Hadees: 1779) 7 Dia harus menyimpan makanan melebihi kebutuhannya sehingga dia terus membantu teman-temannya dan memberikannya kepada para Faqeers [orang miskin]. (Bahar-e-Shari’at, vol. 1, hlm. 1051) Tanda-tanda Haji Mabrur Hujjat-ul-Islam, Sayyiduna Imam Muhammad Ghazali telah menyatakan: Berikut ini adalah tanda-tanda haji diterima: 1 Jika seseorang menderita kerugian atau masalah fisik atau keuangan, dia harus menerimanya dengan keadaan apapun. 2 Seseorang harus meninggalkan dosa yang biasa dia lakukan. 3 Seseorang harus meninggalkan persahabatan dengan teman-teman yang buruk dan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang saleh. 4 Seseorang harus meninggalkan pertemuan “kesenangan dan kesenangan” dan ketidakpedulian, dan dia harus bergabung dengan pertemuan Zikir dan kesadaran. (Ihya-ul-‘Uloom, vol. 1, hlm. 354) 5 Setelah kembali, seseorang harus menjadi tidak tertarik pada Dunya dan memperhatikan akhirat; dan setelah melihat Baytullah [بَیْتُ اللّٰە], dia harus bersiap untuk bertemu Rab عَزَّوَجَلَّ-nya. (Ihya-ul-‘Uloom, vol. 1, hlm. 349). Perbedaan dengan Umroh Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga” (HR. Ahmad &Tirmidzi) Tatacara dan pelaksanaan saat Umroh dan Ibadah Haji juga berbeda, Anda bisa beribadah Umroh kapanpun tetapi jika Ibadah Haji hanya dilakukan saat Idul Adha. Saat Umroh orang-orang harus menunaikan rukun Ihram, Tawaf, Sya’i, dan Tahalul. Sementara saat lebaran haji, semua rukun umroh dilakukan dan harus menambahkan 2 rukun lainnya yakni Arafah, menginap (mabit) di Muzdhalifah, dan melempar jumroh (batu kecil) di Mina. Wallahu’alam. 4.9/5 - (21 votes) 1